Kamis, 11 Oktober 2012 12:28 WIB | Dibaca: 24 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Ahmad Amru Muiz
"Kami harus keluarkan biaya hingga Rp 30 juta lebih untuk pengeboran sedalam itu, dan itu sudah termasuk pipa paralon dan lubang sumur," kata Saelan, petani bawang merah di desa Sidokare kecamatan Rejoso Nganjuk, Kamis (11/10/2012).
Memang, diakui Saelan, kedalaman pengeboran tanah untuk mencari sumber air oleh para petani di desa Sidokare cukup nekat. Pasalnya, jika tidak begitu maka tanamanan bawang merah yang keuntungannya selalu dua kali lipat dari biaya tanam akan sirna jika gagal tanam.
Oleh karena itu, ungkap Saelan, hanya dengan cara melakukan pengeboran sampai didapat sumber air merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan tanaman bawang merahnya. Karena mengharapkan air dari saluran irigasi dipastikan tidak mungkin ada pada kondisi musim kering seperti sekarang ini.
"Petani disini memang biasa nekat untuk menyelamatkan tanaman bawang merah. Dulu sewaktu diserang hama gerandong petani nekat memasang perangkap lampu listrik sampai areal persawahan layaknya kota dipenuhi lampu," tutur Saelan.
Akses Surabaya.Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews.com/m/
Anda sedang membaca artikel tentang
Petani Bawang Merah Nekat Bor Tanah Hingga 300 Meter
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2012/10/petani-bawang-merah-nekat-bor-tanah.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Petani Bawang Merah Nekat Bor Tanah Hingga 300 Meter
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Petani Bawang Merah Nekat Bor Tanah Hingga 300 Meter
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar