SURYA Online, MALANG - Pio Purwanto Kusumo (46), Kasi Sejarah dan Nilai Tradisi Museum Mpu Purwa Malang melihat, saat ini animo anak muda, termasuk pelajar di Malang belum tersentuh tren gandrung museum, yang hari-hari ini melanda banyak anak muda di sejumlah kota, termasuk Surabaya dan Jakarta.
Pio optimistis setelah renovasi gedung selesai, fungsi museum akan bisa lebih dimaksimalkan.
Gedung museum akan bisa menjadi tempat kongkow anak muda yang menyenangkan. Ruang pamer akan lebih representatif dan ditunjang sejumlah fasilitas.
"Masuk secara gratis, kami berharap tetap dipertahankan," katanya.
Rehab bangunan saat ini dilakukan pemerintah pusat. Tetapi biaya operasional museum nantinya tetap dari APBD Kota Malang.
Fungsi museum sebagai tempat pembelajaran, yang nantinya akan ditingkatkan. Pihaknya akan menggandeng sekolah-sekolah dan guru-guru sejarah.
Pengelola juga menyiapkan paket wisata susur lokasi bersejarah di Kota Malang dengan sepeda.
"Rencananya nanti juga akan ada studio mini memutar film, serta aula berdiskusi tentang sejarah," ungkap Pio.
Museum Mpu Purwa mempercayakan perawatan kepada Sumantri sebagai juru pelihara.
Sumantri telah bekerja merawat benda purbakala sejak tahun 1970. Sumantri pun hafal betul seluruh koleksi yang dipunyai museum ini.
Dari seluruh koleksi, Sumantri menyebut lima arca yang menjadi koleksi andalan.
Yang pertama adalah patung Agastya Siwa. Arca ini unik karena senjata trisula di sebelah kanan dan menancap di teratai.
Padahal umumnya, senjata trisula Siwa ada di sebelah kiri, tepat di pundaknya.
Arca masa Kerajaan Singosari ini juga menggunakan ikat rambut dan kain. Padahal biasanya patung Siwa di Indonesia mengenakan sorban dan celana.
"Tidak ada di tempat lain di seluruh Indonesia ditemukan patung Siwa seperti ini," terang Sumantri.
Master piece kedua berupa patung Dewa Ganesha. Uniknya, di bawah kaki Ganesha ada gambar tikus. Umumnya di Indonesia, tumpuan kaki Ganesha berupa teratai.
"Wahana Ganesha memang tikus. Tapi arca seperti itu umumnya di India. Tapi di Malang kami punya," tambahnya.
Arca lain yang termasuk langka adalah arca Brahma dengan probo atau latar belakang lidah api. Ini juga satu-satunya di Indonesia.
Ada lagi, sepasang arca Makara raksasa. Makara adalah patung penjaga gerbang. Makara ukuran raksasa tidak pernah ditemukan di Indonesia.
"Semakin besar Makara, berarti candinya juga besar. Belum diketahui candi mana Makara ini berasal," imbuh Sumantri.
Satu lagi, andalan Museum Mpu Purwa adalah patung Majusri Ebodis. Patung Budha ini bersosok wanita yang sedang berdiri.
Sumantri menyebut, di Tiongkok sosok tersebut Dewi Kwan Im. "Karena ini Jawa, sosok ini adalah Dewi Kwan Im versi Jawa," pungkas Sumantri. (day)
Anda sedang membaca artikel tentang
Ini Lima Arca Yang Menjadi Andalan Museum Mpu Purwa
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2014/11/ini-lima-arca-yang-menjadi-andalan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ini Lima Arca Yang Menjadi Andalan Museum Mpu Purwa
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ini Lima Arca Yang Menjadi Andalan Museum Mpu Purwa
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar