SURYA Online, SURABAYA - Budaya literasi di Indonesia belum membanggakan. Menurut Warsono, Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), kemampuan akademik orang Indonesia seharusnya dapat membuahkan karya literasi berlimpah.
Budi Darma yang menjadi pembicara kunci menunjukkan ada tiga hal yang berpengaruh terhadap budaya literasi.
"Berkaitan dengan literasi, semua manusia diikat oleh tiga hal yaitu ras, lingkungan, dan momentum," kata Budi Darma dalam Seminar Nasional Plus di Universitas Negeri Surabaya, Minggu (19/10/2014).
Sejarah menunjukkan ras memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu. Ras Yunani/Athena memiliki kelebihan literasi dan menghasilkan penulis-penulis yang dikenang sepanjang masa seperti Plato.
Lingkungan menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan akan menciptakan situasi yang mendukung kelompok tertentu untuk mengembangkan kemampuan. Dorongan lingkungan membuat seseorang dapat mengembangkan kemampuannya dengan optimal.
Pengaruh lainnya adalah momentum. Momentum membuat sebuah karya menjadi sangat penting karena masanya tepat.
"Bukan berarti orang Indonesia tidak memiliki kemampuan karena kita masih bisa menciptakan lingkungan yang mendukung terbentuknya budaya literasi. Selain itu, semakin banyak momentum diciptakan, semakin banyak literasi dihasilkan," kata Suyatno, Humas Unesa yang menjadi moderator.
Kampus menjadi salah satu penumbuh budaya literasi, seharusnya dapat menciptakan lingkungan dan momentum agar warga kampus dapat menghasilkan karya yang berlimpah. Sebagai bukti bahwa kampus Unesa menjadi penggerak budaya literasi, diluncurkan buku Membangun Budaya Literasi.
Anda sedang membaca artikel tentang
Ras Terbukti Pengaruhi Kemampuan Literasi
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2014/10/ras-terbukti-pengaruhi-kemampuan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Ras Terbukti Pengaruhi Kemampuan Literasi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Ras Terbukti Pengaruhi Kemampuan Literasi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar