Sekolah di Galangan Hingga Rumah Penduduk

Written By Unknown on Kamis, 29 Mei 2014 | 12.42

SURYA Online, SIDOARJO - Sekolah ini sungguh 'sakti'. Setelah diterjang lumpur pada 2006 silam, sekolah ini tetap bertahan hingga kini.

Padahal, puluhan sekolah lainnya langsung tamat riwayatnya begitu gedungnya terkubur lumpur.

Adalah Madrasah Aliyah (MA) Khalid Bin Walid, nama sekolah itu.

Ali Mas'ad, kepala sekolah milik Yayasan Khalid Bin Walid itu menceritakan kerja keras yayasan menyambung hidup sekolah kebanggaan warga Desa Renokeongo, satu dari empat desa yang terkubur lumpur.

Dulu di awal semburan muncul, Ali bersama guru dan muridnya setiap hari harus kerja bakti untuk membersihkan lumpur.

Rutinitas itu dilakukan sebelum proses belajar mengajar.
 
Namun pada 2007, luberan lumpur tidak bisa ditahan lagi. Volumenya aliran terus membesar.

Dari cuma setinggi mata kaki, lumpur terus menggunung hingga mengubur atap.

"Waktu itu banyak sekolah yang pindah ke arah barat. Kalau kami ikut-ikutan, tidak mungkin bisa bersaing dengan sekolah-sekolah yang lebih besar. Jadi saya bertahan saja, pindahnya ke timur," kata Ali.

Sejak saat itu Ali harus merelokasi sekolah. Dalam pikirannya, gedung sekolah boleh terkubur, tapi nasib puluhan siswanya tidak boleh ikut mati.

Dia bertekad untuk terus menggelar proses belajar mengajar.

Pada awal masa relokasi, Ali menyulap toko bangunan di Desa Glagah Arum menjadi ruang kelas.

Tiga tahun sekolah itu bertahan di toko galangan. Pemilik bangunan menyewakan bangunan toko itu ke orang lain.

Ali pun kelabakan. Dia harus segera mencari bangunan pengganti.

"Alhamdulillah, ada warga yang mau meminjamkan rumahnya untuk kami," katanya.

Sejak 2009 Ali menampung siswanya di rumah sederhana itu. Luasnya memang 300 meter persegi, tetapi kondisinya masih jauh dari kata layak untuk ukuran sebuah sekolah.

Ali bergeming. Dia menganggap, pendidikan jauh lebih penting ketimbang memikirkan fasilitasnya.
Bangunan di gang sempit itu menjadi tempat belajar 75 siswa kelas 1 sampai 3. Ali dibantu 20 guru yang setia mengabdi di sekolah tersebut.

Kata Ali, sekolah hanya bisa menggaji para guru itu antara Rp 300.000 sampai Rp 500.000.

"Ini murni pengabdian," katanya menilai perjuangan para guru di sekolahnya. (ben/idl)


Anda sedang membaca artikel tentang

Sekolah di Galangan Hingga Rumah Penduduk

Dengan url

http://cahayapost.blogspot.com/2014/05/sekolah-di-galangan-hingga-rumah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sekolah di Galangan Hingga Rumah Penduduk

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sekolah di Galangan Hingga Rumah Penduduk

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger