Oleh : Mahmud Mushoffa
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
m4hmudts@gmail.com
BANYAK yang beranggapan membaca puisi itu biasa, tapi mendramakan puisi itu luar biasa. Aksi itulah yang dihajat Himpunan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang (FS UM) dalam lomba teatrikal puisi, Jumat (11/4/2014) di laboratorium drama FS UM.
Berbagai teknik disajikan peserta. Ada yang menyajikan puisi berbalut komedi kritik, amuk rakyat pada pemimpin negeri, dan lainnya. Semisal peserta yang memakai puisi karya Taufik Ismail (Kalian Jadikan Kami Bangsa Pengemis, lalu, Kalian Paksa Kami Masuk Penjajahan). Aksi tersebut dilatari bunyi ketukan ritmis kaleng bekas. Tak hanya itu, yang terpenting dalam teatrikal puisi adalah korelasi dan koherensi setiap gerakan, musik, dan alat bantu yang ada. Kesederhanaan yang bermakna akan lebih berarti daripada kemewahan miskin arti.
Puisi itu sejatinya sederhana. Jika kesederhanaan puisi dijiwai, dirasakan serta diwujudkan dalam bentuk berbeda, maka kesederhanaan itu akan jauh lebih bermakna. Meski hanya sebuah puisi itu akan dapat menggetarkan ruangan yang awalnya hening menjadi tegang dan heboh akibat ulah sebuah puisi.
Anda sedang membaca artikel tentang
Meniupkan Ruh pada Puisi
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2014/04/meniupkan-ruh-pada-puisi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Meniupkan Ruh pada Puisi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar