Jadi TKI Tak Harus Abadi

Written By Unknown on Senin, 11 November 2013 | 12.43

SURYA Online, TULUNGAGUNG - Ithung pun merintis lagi peternakan ayam petelurnya. Kini, jumlah ayamnya sudah mencapai 4.000 ekor.

Padahal, modal awal untuk beternak 1.000 ekor ayam saja butuh modal sedikitnya Rp 100 juta.

Peternak yang memiliki 4.000 ayam belum tergolong peternak besar untuk daerah Blitar karena masih banyak yang memiliki belasan, likuran, bahkan sampai puluhan ribu ekor.

Namun, Ithung sudah bersyukur, sebab tidak mudah baginya merintis semua ini, apalagi hanya mengandalkan hasil keringat sendiri.

Kini, dengan 4.000 ekor ayam, pendapatannya sudah melebihi gaji pegawai negeri sipil seperti istrinya yang menjabat kepala seksi di sebuah kelurahan di Kabupaten Blitar.  

Masih ingin ke Malaysia lagi? "Gak," tukasnya, singkat.

Untuk mengurus 4.000 ekor ayam saja, dia butuh pakan paling sedikit 8,5 ton jagung tiap bulan.

"Sekarang harga jagung Rp 3.300 per kg, jadi perlu biaya pakan Rp 28 juta tiap bulan. Itu belum termasuk campuran pakan lainnya," ujarnya.

Pada Minggu pagi, Ithung terlihat sedang mengecek setiap karung jagung kiriman dari tengkulak.

Ia telaten mencoblos tiap karung jagung untuk mengecek mutu jagung, lalu mencatat bobotnya karung demi karung.

"Jadi peternak pemula harus mengencangkan ikat pinggang kuat-kuat," pesannya.

Ia menyarankan, seorang peternak sebaiknya tidak memakai modal dari pinjaman bank.

"Pinjam bank itu untuk beli pakan, jangan untuk ayam," ujarnya.

Lain Ithung, lain lagi Anwar, buruh migran di Malaysia asal Pucung Lor, Kecamatan Ngantru, Tulungagung.

Ia merantau ke Malaysia sejak 1997 setelah beberapa tahun menganggur seusai lulus SMA.

Selama bertahun-tahun di Malaysia, Anwar lebih banyak mengumpulkan pengalaman daripada uang.

Ia bisa fasih bicara seluk beluk perhitungan proyek konstruksi bangunan tetapi tidak menerapkan ilmunya sebagai, misalnya, pemborong setiba di Jawa menjelang tahun 2010. "Jadi pemborong butuh modal besar," katanya.

Anwar pun mau tak mau mencari pekerjaan lagi di kampungnya hingga mendapat posisi lumayan layak di sebuah lembaga bentukan pemerintah.

"Sekarang kerja pakai sepatu," katanya, tertawa ngakak. Namun, pekerjaan itu pun tidak bersifat tetap karena selalu ada perbaruan kontrak tiap tahun.  (yul)       


Anda sedang membaca artikel tentang

Jadi TKI Tak Harus Abadi

Dengan url

http://cahayapost.blogspot.com/2013/11/jadi-tki-tak-harus-abadi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Jadi TKI Tak Harus Abadi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Jadi TKI Tak Harus Abadi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger