Selasa, 19 Maret 2013 11:58 WIB | Dibaca: 86 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Ahmad Faisol
Hal tersebut terungkap dalam bakti sosial TNI, KB, dan Dinas Kesehatan Bangkalan yang digelar di Kampung Sattoan Kelurahan Pejagan, Selasa (19/3/2013).
"Sudah 504 pria berusia rata-rata 40 hingga 50 tahun. Mereka memutuskan ikut MOP," ungkap Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Bangkalan, Lily S Mukti.
Ia menjelaskan, keputusan para pria mengikuti MOP tak lepas dari besarnya jumlah kegagalan kaum ibu dalam mengikuti KB.
"Kaum ibu ikut KB selalu gagal, terjadi komplikasi karena tidak cocok. Maka dari itu, MOP mulai menjadi solusi bagi para pria," jelas mantan Kepala Dinkes Bangkalan itu.
Ia menambahkan, keputusan ikut MOP harus mendapatkan persetujuan dari istri calon akseptor MOP. "Harus ada inform concern dari istri calon akseptor," tandasnya.
Calon akseptor MOP, Hafid (40) warga Desa/Kecamatan Blega mengungkapkan, keputusan memilih MOP dikarenakan faktor ekonomi keluarga.
"Anak sudah empat. Sementara usia saya sudah kepala empat. Saya kuatir tidak mampu mensejahterakan anak. Terutama menyangkut pendidikan," ungkap pria berkacamata minus itu.
Sementara itu, Dr Uuk Riuh K mengemukakan, MOP merupakan pemotongan saluran sperma, sehingga hanya air mani saja yang dikeluarkan saat melakukan hubungan suami istri.
"Tingkat keberhasilan penyambungan kembali atau disebut rikanalisasi sangat rendah. Di bawah lima persen. Karena saluran spermatozoid sudah dipotong," pungkas dokter Puskesmas Kota ini.
Akses Surabaya.Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews.com/m/
Anda sedang membaca artikel tentang
504 Pria Bangkalan Tak Lagi Produktif
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2013/03/504-pria-bangkalan-tak-lagi-produktif.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
504 Pria Bangkalan Tak Lagi Produktif
namun jangan lupa untuk meletakkan link
504 Pria Bangkalan Tak Lagi Produktif
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar