SURYA.co.id | SIDOARJO - Pakar tata kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Putu Rudi Setiawan, menyebut banjir langganan yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Sidoarjo, berhubungan dengan visi pembangunan Sidoarjo yang tidak tepat.
Visi pembangunan Sidoarjo saat ini mengarahkan daerah penghasil ikan tambak dan pertanian menjadi perkotaan. Tepatnya kota perluasan dari Surabaya.
Dampaknya, banyak lahan terbuka yang berubah fungsi menjadi kawasan industri. Padahal lahan-lahan itu selama ini berfungsi sebagai resapan air.
Menurut Putu, Sidoarjo yang berdampingaan atau daerah inheren dari Kota Surabaya, seharusnya dikembangkan sebagai counter magnet untuk memecah konsentrasi masyarakat di Surabaya.
"Sidoarjo harusnya menjadi counter magnet. Begitu juga dengan Kabupaten Bangkalan dan Gresik," kata Putu, Rabu (8/4/2015).
Khusus untuk Bangkalan, hingga saat ini belum bisa menjadi counter magnet. Tidak banyak masyarakat yang berpindah ke sana meski sudah ada jembatan Suramadu.
Karena itu, sejauh ini, harapan untuk membentuk counter magnet yang maksimal tinggal bertumpu pada Sidoarjo dan Gresik.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pakar Tata Kota : Sidoarjo Terlalu Ngotot Ingin Jadi Perkotaan
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2015/04/pakar-tata-kota-sidoarjo-terlalu-ngotot.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pakar Tata Kota : Sidoarjo Terlalu Ngotot Ingin Jadi Perkotaan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pakar Tata Kota : Sidoarjo Terlalu Ngotot Ingin Jadi Perkotaan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar