Biasa Tangani Klien Tapi Susah Hadapi Istri Yang Menuntut Cerai

Written By Unknown on Rabu, 01 Oktober 2014 | 12.43

SURYA Online, SURABAYA - Pernah mendampingi klien yang menggugat talak istrinya, kini Rahman justru menghadapi peristiwa sebaliknya. Ia harus menghadapi gugatan cerai dari istrinya sendiri.

Pengalamannya mendampingi klien dalam kasus perceraian, tak cukup mampu mengurungkan niat istri menceraikannya.

Tidak ada sedikit pun dalam benak Rahman untuk berpisah dari istri yang sudah mengaruniainya satu anak.

Hidup di rumah sendiri, niat pemuda asli Surabaya itu ingin membina keluarga kecil yang bahagia. Namun, harapan itu buyar setelah istrinya tiba-tiba menggugat cerai.

Meski bersikukuh mempertahankan perkawinannya, Rahman tetap saja tak kuasa menahan niat sang istri mengirimkan berkas gugatan cerai ke Pengadilan Agama (PA) Surabaya awal 2014.

Usia pernikahan Rahman pun terbilang singkat, tidak lebih dari tiga tahun.

Rahman merasa perlu mempertahankan mahligainya karena anak semata wayangnya butuh kasih sayang kedua orang tuanya.

"Dengan bercerai, apa anak saya nanti akan tumbuh menjadi anak yang baik? Saya khawatir dengan kondisi psikologis anak saya," ujar Rahman saat ditemui di PA Surabaya.

Selain itu, gugatan yang dilayangkan istrinya dirasanya mengada-ada. Sang istri menggugatnya dengan dalil penelantaran.

Versi Rahman, tuduhan itu sulit dibuktikan di pengadilan. Pasalnya, selama ini dia merasa sudah mencukupi kebutuhan hidup anak dan istrinya.

"Saya memiliki rumah sendiri yang ditinggali bersama anak dan istri. Penghasilan saya sebagai pengacara juga saya bagi untuk kebutuhan hidup. Jadi saya sangat sedih gugatan cerai ini karena sesuatu hal yang saya sendiri tidak mengerti," imbuh Rahman. Dia sadar, istrinya sudah keukeuh bercerai.

Rahman sempat  berharap  pengadilan bisa menggagalkan gugatan istrinya. Ia bermimpi pengalaman yang dialami kliennya bisa terjadi padanya.

Ia lalu bercerita, tak lama sebelum sang istri mengajukan gugatan, ia baru saja mendapingi seorang laki-laki asal Gresik yang menggugat cerai istrinya.

Gugatan itu ditolak pengadilan karena tuduhan yang lemah. Klien Rahman dan istrinya akhirnya rujuk.

"Kalau ingat itu saya ketawa sendiri.  Saya dampingi orang menggugat cerai, eh lha kok saya juga digugat istri," katanya sembari menggelengkan kepala.

Dia tidak bisa berharap banyak saat proses mediasi di pengadilan. Rahman mengaku sesi mediasi di pengadilan agama hanyalah formalitas belaka.

Dalam sesi mediasi, sama sekali tidak ada dorongan dari mediator untuk membantu mencairkan masalah. Kalau ada satu pihak yang tidak cocok, ujung-ujungnya cerai. (idl)


Anda sedang membaca artikel tentang

Biasa Tangani Klien Tapi Susah Hadapi Istri Yang Menuntut Cerai

Dengan url

http://cahayapost.blogspot.com/2014/10/biasa-tangani-klien-tapi-susah-hadapi.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Biasa Tangani Klien Tapi Susah Hadapi Istri Yang Menuntut Cerai

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Biasa Tangani Klien Tapi Susah Hadapi Istri Yang Menuntut Cerai

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger