Dituding Punya Ilmu Santet, Lima Warga Disumpah Massal

Written By Unknown on Minggu, 20 Juli 2014 | 12.42

SURYA Online, PAMEKASAN – Dituding memiliki ilmu santet, lima warga Desa Panempan dan Kelurahan Bugih, Kecamatan Kota Pamekasan, menjalani sumpah massal, di masjid Ponpes At Tauhid, Desa Panempan, Kecamatan Kota, Pamekasan, Sabtu (19/7/2014) malam.

Dari ke lima warga yang disumpah massal itu, Sadrina (90), warga Dusun Panyepen, Desa Panempan dan Satuna alias Buk Fatma (60), anak kandung Sadrina, asal Kelurahan Bugih. Suwarni (45), istri perangkat Desa Panempan, Supriadi (40), adik kandung Suwarni, kemudian Satuman (50), masih ada hubungan famili dengan Sadrina, yang juga warga Desa Panempan, Kecamatan Kota Pamekasan.

Dalam sumpah missal yang berlangsung selama 1 jam, mulai pukul 20.30 itu, dipimpin KH Munif Sayuti, pengasuh Ponpes At Tauhid, disaksikan sanak famili Sadrina dan ratusan warga, laki-laki dan perempuan dari Desa Panempan dan sekitarnya, serta aparat Polsek Kota dan Polres Pamekasan.

Sebelum menjalani prosesi sumpah, panitia sudah mempersiapkan kain kafan dan sebongkah tanah yang diambil dari kuburan. Namun kain kafan itu tidak dibungkuskan kepada tubuh tertuduh yang disumpah, melainkan digelar di lantai masjid, sebagai alas untuk dilewati tertuduh, yang saat itu tertuduh duduk lesehan berbaur bersama ratusan warga di dalam masjid.

Kemudian KH Munif memanggil nenek Sadrina untuk menjalani sumpah. Wanita tua renta itu pun berjalan tertatih-tatih dan dipapah ke area sumpah dengan berdiri di atas hamparan kain kafan. Sementara KH Munif Sayuti, tetap duduk bersila sambil memegang mikrofon.

Lalu Sadrina mengucapkan sumpah lewat mikrofon yang dibantu dipegangkan panitia, mengikuti kalimat yang diucapkan KH Munif menggunakan bahasa Madura. "Wallahi, Lillahi saya bersumpah atas nama Allah. Saya tidak menyihir (santet.Red) orang dan tidak akan menyihir orang. Jika saya benar-benar tidak menyihir orang, maka laknat Allah akan menimpa kepada orang yang menuduh saya. Wallahi, Lillahi dengan menyebut nama Allah, jika saya berbohong, maka laknat Allah akan menimpa saya," ujar Sadrina.

Usai mengucapkan sumpah, nenek Sadrina berjalan dipapah menginjak kain kafan dan bolak-balik melangkahi sebongkah tanah kuburan yang dibungkus tas kresek hitam. Lalu Sadrina kembali duduk berbaur dengan warga.
 
Setelah kelima tertuduh itu mengucapkan sumpah jika dirinya tidak memiliki ilmu santet, KH Munif mengucapkan kalimat dzikir yang diikuti kelima tertuduh dan warga di dalam masjid. Usai berdzikir, prosesi sumpah selesai.

Kepada Surya, KH Munif mengatakan, mereka datang ke mari untuk melaksanakan sumpah, karena selama ini mereka menjadi orang yang tertutuh memiliki ilmu santet. Dengan digelarnya sumpah ini, ia berharap masyarakat tidak lagi seenaknya main tuduh terhadap mereka.

Diakui,  warga yang menuduh tidak datang dan tidak ikut disumpah, namun tidak berarti sumpah ini tidak ampuh. Sebab jika yang tertuduh ini tidak memiliki santet dan tidak pernah menyantet orang lain, maka bencana akan menimpa mereka yang menuduh.

Dikatakan, sumpah yang digelar ini tidak main-main, karena akan membawa dampak. Baik pada yang tertuduh maupun yang menuduh. Sebab beberapa waktu lalu, ia pernah menyumpah seseorang dengan tuduhan memiliki ilmu santet. Selang berapa lama, orang yang dituduh memiliki ilmu santet itu segar bugar, kaya dan pergi haji. Sedang orang yang menuduh, kini jatuh miskin dan sakit-sakitan.

"Walau sumpah yang digelar ini tidak membungkus tubuh tertuduh dengan kain kafan, seperti di daerah lain, namun tidak mengurangi makna. Karena yang terpenting pengucapan sumpah atas nama Allah itu. Sedang prosesi sumpah dengan dibungkus kain kafan itu, hanyalah bagian dari ritual saja, yang dianggap bisa menambah kesakralan," kata KH Munif.

Mohammad Fandi, mantan Kepala Desa (Kades) Panempan, mengatakan, sumpah massal ini merupakan inisiatif dirinya untuk menenangkan situasi dan menekan gejolak warga di desanya. Karena selama ini kelima warga itu menjadi orang yang tertuduh memiliki santet.

Menurut Fandi, suami Masidah, Kades Panempan ini, sejumlah warga di desanya yang menderita sakit itu tidak langsung ke dokter, melainkan mendatangi dukun. Dari keterangan dukun, mereka sakit akibat terkena santet yang mengarah pada ke lima tertuduh. Issu ini langsung menyebar di masyarakat, sehingga menimbulkan kondisi yang kurang aman di desanya.

Padahal, warga yang sakit itu sakit biasa. Seperti asam urat, gatal-gatal atau linu persendian yang sekarang semuanya sudah sembuh.

dan beraktifitas seperti biasa. "Kata dokter, penyakit warga itu karena faktor makanan, sehingga terkena asam urat dan linu. Buktinya setelah pantangannya tidak dilanggar, penyakitnya tidak kumat dan sembuh," kata Fandi.


Anda sedang membaca artikel tentang

Dituding Punya Ilmu Santet, Lima Warga Disumpah Massal

Dengan url

http://cahayapost.blogspot.com/2014/07/dituding-punya-ilmu-santet-lima-warga.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Dituding Punya Ilmu Santet, Lima Warga Disumpah Massal

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Dituding Punya Ilmu Santet, Lima Warga Disumpah Massal

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger