SURYA Online, BANYUWANGI - Selamatan desa di Kemiren Kecamatan Glagah, Banyuwangi menjadi acara yang ditunggu-tunggu warga desa setempat. Acara itu menjadi ajang berkumpul keluarga dan teman.
Sebab, selamatan desa Kemiren tidak terlepas dari acara makan bersama. Tumpeng dan pecel pithik. Itulah menu khusus di acara selamatan desa.
Pecel pithik yang selalu ditunggu. Lauk ayam itu tidak ditemukan kalau tidak sedang ada acara khusus di Kemiren, seperti selamatan desa atau selamatan sawah ketika tanaman padi mulai berbulir.
Dan selamatan desa setiap awal pekan di bulan haji atau dzulhijah seperti yang diadakan, Minggu (6/10/2013), lauk pecel pithik keluar. Dan lebih uniknya lagi, untuk menikmati pecel pithik, diperlukan kesabaran.
Pecel pithik bisa diserbu setelah doa bersama digelar, Minggu (6/10/2013) malam. Setelah pembacaan doa di Balai Desa Kemiren usai dan ada komando untuk makan, barulah makanan diserbu.
Penyajian pecel pithik dalam selamatan Desa Kemiren memang unik. Pecel pithik disajikan sebagai lauk nasi tumpeng.
Tumpeng dan pecel pithik dimakan di pinggir jalan. Setiap kepala keluarga menggelar tikar di pinggir jalan raya desa.
Tak pelak, jalan poros desa sepanjang sekitar 2,5 kilometer menjadi arena makan malam. Dan suasana lebih hangat dan meriah karena obor menerangi arena makan.
Purwadi, pemuka adat Using Kemiren mengatakan, ruh selamatan desa ada pada acara doa bersama dilanjutkan makan bersama tumpeng dan pecel pithik.
"Ruh-nya ada di acara ini, tumpeng dan pecel pithik," ujar Purwadi usai menyantap pecel pithik kepada Surya.
Pecel pithik merupakan makanan khas dalam selamatan itu. Pecel pithik adalah ayam yang dicampur dengan bumbu kelapa.
Ayamnya dibakar, kemudian disuwir-suwir dan dicampur dengan bumbu. Bumbu yang dipakai kacang tanah, kemiri, cabe, gula aren, garam, dan bisa ditambah bawang putih kalau ingin. Bumbu yang dihaluskan dicampurkan ke kelapa muda yang telah diparut. Bumbu kelapa juga ditambah air kelapa agar lebih menyatu. Ayam dan bumbu dicampur, yang oleh warga setempat disebut 'diucel'.
"Filosofinya meskipun diucel-ucel (dicampur-baur), rasa ayam tetap menonjol dan rasanya tetap enak. Pecel pithik, diucel-ucel ketithike barang kang apik (dicampur tetapi hasilnya tetap bagus)," lanjut Kang Pur, panggilan akrab Purwadi.
Karena filosofi itulah, pecel pithik menjadi lauk yang lezat. Keluarga dan tamu bisa menikmati pecel pithik di tengah keramahan warga Kemiren.
Keramahan keluarga Purwadi, ataupun Saturi juga warga lain, yang menyajikan pecel pithik tidak hanya untuk keluarga inti tetapi juga para tamu dari luar desa yang hadir malam itu seperti peneliti, mahasiswa, para penyuka fotografi dan wartawan.
Anda sedang membaca artikel tentang
Pecel Pithik, Menu Khas Selamatan Desa Kemiren
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2013/10/pecel-pithik-menu-khas-selamatan-desa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pecel Pithik, Menu Khas Selamatan Desa Kemiren
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pecel Pithik, Menu Khas Selamatan Desa Kemiren
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar