Berpeluang Geser Budaya Golf

Written By Unknown on Kamis, 29 Agustus 2013 | 12.43

News Analysis
Suwartono Msi
Dosen Universitas Wijaya Kusuma
 
SURYA Online, SURABAYA - Fenomena penggila sepeda di beberapa kota besar seperti Surabaya memang menjadi hal yang menarik.

Sepeda menjadi objek bagi penggilanya. Sama halnya dengan objek lain, misalnya kolektor benda antik, mainan atau yang lainnya.

Mengkoleksi sesuatu dalam jumlah dan harga yang tidak lazim menunjukkan adanya perubahan fungsi dari barang itu.

Sepeda misalnya, awalnya diciptakan sebagai alat transportasi. Kemudian bergeser ke sarana penunjang kesehatan.

Namun kini, sepeda sudah menjadi gaya hidup. Pemenuh kebutuhan batiniah.

Orang membeli sepeda dalam jumlah dan harga di luar kewajaran, jelas bukan mencari sehat atau sarana transportasi belaka. Di balik itu, ada faktor kepuasan batin dan gengsi.

Dalam analisa saya, tidak mungkin orang yang memiliki puluhan sepeda yang harganya sampai ratusan juta rupiah tidak memiliki alat transportasi lain seperti mobil.

Itu menunjukan kalau sepeda dalam konteks ini bukan cuma sekedar alat transportasi.

Di masyarakat kita sekarang memang sangat butuh simbol-simbol status sosial.

Mereka butuh pengakuan, setidaknya di lingkungan atau komunitas sosialnya.

Mereka menganggap sepeda menjadi simbol kemapanan. Selama dia mampu, maka selama itu pula sepeda dengan harga berapapun terbeli.

Kebutuhan bersepeda yang awalnya untuk transportasi dan kesehatan, bergeser ke gengsi.

Penyesuaian bukan pada harga dan kebutuhan, tetapi pada selera pembeli. Di sisi lain, saya juga melihat ada faktor fungsional.

Artinya, pada dekade lalu sepeda itu diidentikkan dengan saran transportasi kaum papa yang tidak mampu beli motor atau mobil.

Namun, karena ada segolongan masyarakat yang menilai sepeda lebih dari sekedar alat transportasi, maka nilai sepeda menjadi tinggi.

Kita bisa lihat ada sepeda yang seharga mobil. Pun begitu ada saja yang membelinya.

Mereka sudah tidak melihat harga. Pasalnya, sepeda yang mereka bikin menjadi simbol kemapanan itu sudah menjadi penunjuk seberapa banyak pundi-pundi si empunya.

Di kalangan masyarakat high end, sempat meyakini olah raga golf sebagai simbol kemapanan.

Di lapangan, mereka bisa berbincang masalah hobi, bisnis, sampai politik.

Tetapi sekarang bisa jadi komunitas penggila sepeda premium yang mengambil peran dari bermain golf itu.

Di komunitas tersebut pasti akan membicarakan bisnis. Dalam ilmu sosial ini dinamakan multiplayer effect.

Artinya, sepeda bisa merembet ke mana-mana. Bisa masalah kesehatan, hobi sampai peluang bisnis. Komunitas menjadi wadahnya.

Hanya saja, booming sesuatu itu selalau berbanding lurus dengan tingkat kejenuhan.

Budaya itu sifatnya circle atau lingkaran. Di mana pada saatnya nanti fenomena sepeda akan redup seiring dengan tingkat kejenuhan masyarakat. (idl)


Anda sedang membaca artikel tentang

Berpeluang Geser Budaya Golf

Dengan url

http://cahayapost.blogspot.com/2013/08/berpeluang-geser-budaya-golf.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Berpeluang Geser Budaya Golf

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Berpeluang Geser Budaya Golf

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger