Tak Kembali ke Singapura Sebelum Pembunuh Rista Ditemukan

Written By Unknown on Senin, 22 Juli 2013 | 12.43

SURYA Online, PONOROGO - Nyonya Siti Fatimah (38) ibu kandung Rista Fransiska (17) mengaku tak akan kembali lagi bekerja ke Singapura sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) sebelum pembunuh sadis anak semata wayangnya ditemukan tim penyidik Polres Ponorogo.

Pasalnya, hingga kini istri Saptoni (38) warga JL Gajah Mada, Dusun Sejuruk, Desa/Kecamatan Kauman ini masih belum percaya jika anak yang disayanginya itu tewas terbunuh dengan 9 luka tusukan dan mayatnya ditindih menggunakan batu besar. Apalagi, jika anak perempuannya itu tewas dalam kondisi hamil 7 bulan.

Alasannya, selama ini anaknya tidak pernah menceritakan miliki masalah apa pun baik dengan ayah kandungnya maupun masalah sekolah termasuk masalah hubungan korban dengan teman lelakinya.

Siti Fatimah mengaku jika sehari sejak ada kabar anaknya tewas dibunuh langsung pulang ke kampung halamannya di lingkungan RT 01, RW 01, Dusun Krajan, Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Hal ini setelah mendapatkan kabar dari teman anaknya yang dikenal lewat Facebook (FB).

Saat itu, teman anaknya itu memberikan kabar lewat FB jika anaknya tewas dibunuh dengan 9 luka tusukan dan mayatnya dibuang di selokan pinggir JL Raya Ponorogo - Wonogiri, Desa Maron, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.

"Dalam FB teman anak saya mengabarkan kalau Rista ditemukan meninggal di selokan dengan 9 luka tusukan. Spontan saat itu saya langsung menelpon ke rumahnya di Jimbe.
Akan tetapi keluarga besar Jimbbe, belum tahu kejadian tersebut, meskipun paginya ada petugas Polsek Sumoroto datang menanyakan keberadaan Rista yang tak pulang semalam," terang perempuan kelahiran 1975 ini kepada Surya, Senin (22/7/2013).

Lebih jauh, Ny Siti Fatimah mengungkapkan jika teman anaknya yang dikenal di FB yang memberikan kabar kematian anaknya itu adalah Ahmad Riski. Hari itu juga sekitar pukul 11 waktu Singapura perempuan yang bekerja menjadi TKW selama 6 tahun di Singapura ini bertolak pulang ke kampung halaman rumahnya.

"Seketika itu, meski keluarga saya di Jimbe karena saya tinggal bersama ibu saya Mbah Giyem tak ada yang tahu, saya meyakinkan diri pulang kampung karena kalut dengan kabar kematian anak saya yang dibunuh orang tak dikenal itu," imbuhnya.

Tanpa pikir panjang, Minggu pagi (14/7/2013) Siti Fatimah langsung mohon ijin ke majikannya dan langsung terbang ke Indonesia. Karena sudah tidak kuat menahan kesedihan dan duka mendalam, Minggu sore perempuan ini tiba di kampung halamannya. Akan tetapi, Siti Fatimah tidak langsung menuju rumah suaminya di JL Gajah Mada, RT 01, RW 01, Dusun Sejeruk, Desa/Kecamatan Kauman, tempat anaknya Rista tinggal saat ditinggal mencari nafkah di Singapura.

Baru Senin (15/7/2013), Siti Fatimah bertandang ke rumah Saptoni yang tak lain suami dan ayah kandung Rista Fransiska. Betapa terpukulnya Siti Fatimah saat mendapatkan kabar kematian anaknya itu benar adanya.

"Padahal 4 bulan lalu saya pulang dan tidur dengan Rista. Setiap tidur selalu memeluk Rista karena rasa rindu yang mendalam terhadap anak semata wayang saya. saya tidak menduga Rista hamil. Rista tidak pernah cerita kejadian yang menimpanya. Kami juga tidak tahu sama sekali kalau Rista punya pacar. Saya heran apa motif pelaku yang tega membunuh anak saya ini," katanya sembari memandangi foto Rista yang diambil dari album keluarga itu.

Selain itu, Fatimah mengaku Rista masih sempat berbicara dengan dirinya lewat FB saat puasa hari pertama. Dia tak mengira komunikasi dengan anaknya itu merupakan komunikasi terkahir kalinya. Saat chating lewat FB itu, Rista masih sempat tanya keadaan ibunya. Sedangkan mengenai status anaknya di FB selalu ditanyakan ke Rista. Namun Rista tidak pernah bicara terbuka di FB maupun di HPnya.
 
"Saya sama Rista terakhir kali komunikasi lewat inbook FB. Dia juga sempat minta kiriman uang untuk daftar ulang sekolah dan akan menukarkan laptopnya. Hingga sekarang laptop merek Samsung permintaannya belum saya kirim tapi anak saya sudah tiada," ungkapnya.
sebelumnya kata Fatimah, Rista juga pernah ditawari untuk dibelikan sepeda motor, akan tetapi Rista menolak karena takut kepada bapaknya. Selama ini Rista selalu takut dengan bapaknya.

"Jujur saya sendiri sudah 5 tahun tidak berkomunikasi dengan bapaknya. Saya pernah minta pendapat Rista jika saya cerai sama bapaknya. Rista bilang jangan sekarang Bu, adik (Rista) takut sama bapak, jangan sekarang pokoknya takut kalau ibu pisah sama bapak. Itu pendapat Rista ke saya waktu beberapa waktu lalu saya lontarkan hendak cerai," urainya.

Selama ini bekerja membanting tulang ke Singapura, kata Fatimah terasa berat dirasakan. Pasalnya, harus meninggalkan anaknya. Akan tetapi semua dilakukan demi Rista. Apalagi Rista pernah bilang jika hendak kuliah setelah SMK. Cita-cita itu, menjadi penyemangat dan cambuk bagi Fatimah untuk bekerja keras demi kebahagian anak kandungnya.

"Saya bekerja hanya demi Rista. Kalau Rista tidak semangat belajar dan punya cita-cita yang tinggi saya sudah pulang kampung. Akan tetapi kalau Rista kuliah biaya darimana kalau tidak kerja. Hidup saya hanya untuk Rista," paparnya.

Sementara kehamilan Rista diketahui ibu kandungnya saat selamatan 7 hari di rumah Mbah Giyem, nenek kandung Rista dari ibunya karena ulama yang memimpin doa menyebutkan ada 2 nama di dalam doanya. Yakni mendoakan Rista dan Risti. Rasa penasaran itu membuatnya mengetahui anaknya sudah hamil 7 bulan itu.

"Saya awalnya tidak tahu kalau Rista hamil. Saat itu hajatan 7 harinya kematian Rista, kok ada nama Rista dan Risti dalam doanya. Saya tanya siapa Risti, ternyata bayi yang dikandung anak saya. Saya berharap polisi segera mengungkap siapa pembunuh anak saya itu.

Saya akan kembali pulang ke Singapura kalau sudah terungkap siapa pembunuh anak saya. Padahal seharusnya hari ini saya harus kembali ke Singapura. Saya tak akan kembali ke Singapura sebelum terungkap siapa pembunuh anak saya. Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya," pungkasnya.

Hal senada disampaikan Mbah Giyem, ibu kandung Siti Fatimah. Sembari meneteskan air mata, perempuan tua ini meminta supaya pembunuh cucunya segera terbongkar dan dihukum seberat-beratnya karena membunuh cucunya dengan sadis.

"Semoga polisi segera menemukan pembunuh cucu saya karena sudah sekian lama belum terungkap pembunuh sadis Rista itu," pintanya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Tak Kembali ke Singapura Sebelum Pembunuh Rista Ditemukan

Dengan url

http://cahayapost.blogspot.com/2013/07/tak-kembali-ke-singapura-sebelum.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Tak Kembali ke Singapura Sebelum Pembunuh Rista Ditemukan

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Tak Kembali ke Singapura Sebelum Pembunuh Rista Ditemukan

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger