Minggu, 7 April 2013 12:32 WIB | Dibaca: 28 | Editor: Heru Pramono | Reporter : Sudarmawan
surya/sudarmawan
TERPUTUS - Jembatan Papar yang menghubungkan jalur Ponorogo - Pacitan di Dusun Plapar, Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo terputus total, Minggu (7/4/2013).
Pasalnya, baik pejalan kaki, kendaraan roda 2, kendaraan roda 4 maupun kendaraan besar tidak bisa melalui jembatan Plapar yang terletak di Dusun Plapar, Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo itu. Padahal, jembatan Plapar merupakan akses jalur utama dari Ponorogo menuju Pacitan dan sebaliknya.
Ambrol dan terputusnya jembatan Plapar ini disebabkan hujan deras, Sabtu (6/4/2013) malam. Selain itu, disebabkan juga ambrolnya Dam Plapar yang ada di bawah jembatan yang sudah ambrol sejak sepekan lalu.
Ketua RT 02, RW 01, Dusun Plapar, Desa Caluk, Kecamatan Slahung, Kusmin mengatakan sebelum jembatan ambrol dan putus, hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Slahung dan sekitarnya. Meski air banjir tidak begitu besar, akan tetapi Dam Plapar dibawah jembatan sudah ambrol hampir sepekan lebih menjadi pemicu utama jembatan putus.
Pasalnya, pondasi jembatan terus terkena abrasi air banjir sungai Slahung. Akibatnya, setelah lokasi jembatan terdampak abrasi menjebol tanggul Dam Plapar dan jembatan ikut runtuh.
"Kejadiannya semalam itu kami bersama warga satu RT sedang arisan RT. Untung saat kejadian tidak ada orang melintas di jembatan terbesar di Kecamatan Slahung ini. Ada 3 sepeda motor berhasil lolos saat melaju dari arah barat menuju timur. Kemudian hendak menyusul mobil Avansa dari arah Pacitan, beruntung bisa direm akhirnya selamat dari ambrol dan runtuhnya jembatan ini," terangnya kepada Surya Online, Minggu (7/4/2013).
Hal senada disampaikan Kuswanto (45) warga yang rumahnya berada di bibir jembatan sebelah utara jalur Ponorogo-Pacitan ini. Menurutnya saat dirinya berada di dalam rumah, ada suara dentuman seperti barang ambrol. Kemudian, dirinya melihat samping rumah di loasi ambrolnya Dam Plapar.
Karena rumahnya dengan plengseng Dam Plapar hanya berjarak 2 meter, maka Kuswanto mengetahui persis sejak awal jembatan akan runtuh. Apalagi, rumah Kuswanto kini terancam ambrol, jika jembatan dan dam Plapar tidak segera diperbaiki.
"Awalnya ada suara dentuman. Saya cari di pinggir plengseng yang ambrol sebelumnya. Karena saya kira tembok rumah saya. Kemudian terdengar lagi suara dentuman kedua kalinya. Setelah saya pakai lampu senter ternyata pondasi berat jembatan anjlok.
Karena tak banyak orang tahu, kemudian saya ikut arisan dan memberi kabar ke warga agar tidak main di dekat jembatan karena pondasi sebelah barat sudah ambrol. Tak lama kemudian terdengar lagi lima kali dentuman sehingga jembatan ambruk total," ungkapnya.
Sementara itu, Kusmin menegaskan setelah dentuman ketujuh kali dan jembatan ambruk total, warga langsung membuat palang pengaman baik di sisi timur jembatan maupun dari seberang barat jembatan agar tidak ada korban yang masuk ke sungai karena tidak tahu jika jembatan ambrol. Apalagi, di atas jembatan itu masih terlihat gelap gulita karena minimnya penerangan.
"Setelah suara dentuman 7 kali itu arisan bubar. Jembatan sudah ambrol total dan warga langsung membuat palang dan berjaga di sisi barat dan timur jembatan agar tidak ada orang yang melintasi menuju jembatan ambrol itu," pungkasnya.
Berita Selengkapnya Klik di Sini »
Akses Surabaya.Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat surabaya.tribunnews.com/m/
Anda sedang membaca artikel tentang
Jembatan Utama Ke Kampung Presiden Terputus Total
Dengan url
http://cahayapost.blogspot.com/2013/04/jembatan-utama-ke-kampung-presiden.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jembatan Utama Ke Kampung Presiden Terputus Total
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jembatan Utama Ke Kampung Presiden Terputus Total
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar